Nazarudin, Nazarudin (2016) HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG JAJANAN SEKOLAH DASAR DENGAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN BERBAHAYA DI BANTUL. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA.
|
Text (ABSTRAK)
NAZZARUDIN.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (NASKAH PUBLIKASI)
Naskah Publikasi NAZAR.pdf Download (337kB) | Preview |
|
|
Text (BAB V-DAFTAR PUSTAKA)
BAB V-DAPUS.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
BAB I.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Latar Belakang: Masyarakat sering mengkonsumi bahan yang dikategorikan sebagai bahan tambahan pangan (BTP). BTP yang berbahaya berupa bahan kimia non-pangan yang digunakan melebihi batas penggunaannya atau senyawa kimia yang terbentuk dalam proses pengolahannya. Tahun 2007 menunjukkan bahwa diantara 2903 sampel PJAS (Pangan Jajanan Anak Sekolah) yang diambil dari 478 SD di 26 provinsi terdapat 49,43% sampel PJAS yang tidak memenuhi syarat (TMS). Menurut hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten Kulon Progo DIY tahun 2013, PJAS yang mengandung boraks ada 3% sampel dan formalin 1% sampel. Saat ini diketahui banyak PJAS yang menggunakan BTP dengan harga yang relatif murah. Namun, pedegang jajanan tidak memikirkan keamanannya seperti jenis BTP yang aman digunakan dan batas jumlah penggunaannya. Kemampuan pedagang untuk mencukupi bahan makanan dalam pembuatan jajanan juga tergantung dari pendapatan pedagang. Seseorang dengan pendapatan tinggi diharapkan memilih bahan pangan yang bermutu sedangkan seseorang dengan pendapatan rendah relatif memilih menambahkan BTP berbahaya karena harganya yang relatif lebih murah. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendapatan pedagang jajanan sekolah dasar dengan penggunaan BTP berbahaya di Bantul. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang jajanan di SD/MI di wilayah Kabupaten Bantul. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling, dengan jumlah sample minimal 68 pedagang dari 68 SD/MI di Kabupaten Bantul. Teknik analisis data yang digunakan adalah chi square. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Hasil: Sebagian besar responden memiliki pendapatan per kapita ≥ Rp195.000 yaitu sebanyak 36 responden (52,9%). Mayoritas pedagang jajanan di sekolah dasar di Bantul menggunakan BTP berbahaya yaitu sebanyak 36 responden (52,9%). Nilai p value 0,606 > 0,05 hal ini dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan antara pendapatan pedagang jajanan SD dengan penggunaan bahan tambahan pangan berbahaya di Bantul Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan pedagang jajanan SD dengan penggunaan bahan tambahan pangan berbahaya di Bantul. Kata Kunci: tingkat pendapatan, pedagang jajanan, sekolah dasar, bahan tambahan pangan berbahaya, Bantul.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | ILMU ILMU KESEHATAN > ILMU GIZI |
Divisions: | FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN > PRODI S1 ILMU GIZI |
Depositing User: | Dian Nugroho Prasetyo |
Date Deposited: | 06 Jun 2017 04:02 |
Last Modified: | 16 Oct 2019 02:55 |
URI: | http://elibrary.almaata.ac.id/id/eprint/173 |
Actions (login required)
View Item |